BANJARMASIN
2016
Apa Itu Suku Dayak Deah?
Jangan selalu dikatakan dusun deah, dusun itu mungkin kita sudah tahu artinya yaitu desa. Yang kedua, jangan dikatakan itu orang dayak deah, yang nyata adalah suku dayak deah.
Dimana asal usul Suku Dayak Deah? Mengenai asal usul suku dayak deah, yang berasalnya dahulu di Banjarmasin. Di Banjarmasin, Landasan Ulin, itu terdapat ada tiang besar, disitulah asal usulnya suku dayak deah, bukan suku dayak deah yang ada di Gunung Riut, Halong, Kabupaten Balangan asal usulnya tetapi di Landasan Ulin, Banjarmasin.
Apa arti Suku Dayak Deah? Pada zaman Kolonial Belanda, saat memasuki pulau Borneo, menjajah dan menguasai daerah kekuasaannya. Sehingga pada saat penjajahan Kolonial Belanda memasuki daerah Landasan Ulin, mereka memerintah para penduduk sekitar disana yang menempati daerah tersebut. Penduduk yang menempati daerah tersebut adalah orang dayak (saat ini diberi nama Suku Dayak Deah). Penduduk disana tersebut tidak mau dipaksa, diperintah seenaknya saja oleh orang-orang Kolonial Belanda. Sehingga penduduk tersebut yang menempati daerah tersebut, dan akhirnya menetap di Gunung Riut, di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan. Jadi, Deah itu artinya adalah tidak mau diperintah oleh orang luar. Maka, Suku Dayak Deah itu adalah sekelompok orang atau suku dayak yang tidak mau diperintah oleh orang luar dan berpindah tempat agar tidak ada yang memerintah mereka. Orang Belanda menyebut mereka yaitu dayak deah atau dusun deah.
Masyarakat Suku Dayak Deah memiliki agama ethnic yang telah diamalkan sejak zaman nenek moyang mereka, yaitu agama Kaharingan, yang oleh pemerintah setempat di masukkan ke dalam golongan agama Hindu, sehingga agama ini kadang disebut juga sebagai agama Hindu Kaharingan. Saat ini sebagian besar masyarakat Suku Dayak Deah telah memeluk agama Kristen dan sebagian kecil lainnya yang sering berbaur dengan etnis Banjar telah memeluk agama Islam. Dibeberapa rumah masyarakat tersebut, dalam satu rumah ada 5 agama, kepercayaan masing-masing dari setiap orang. Sebagian warga masyarakat Suku Dayak Deah saat ini tetap memelihara adat dan budaya mereka yang selama turun temurun diwariskan oleh para pendahulu mereka. Didalam adat istiadat warga masyarakat Suku Dayak Deah, terdapat banyak aruh, tarian, dan permainan para leluhur, misalnya seperti Aruh Buntang, Tari Bagintur, dan permainan para leluhur yaitu Badadu.
Apa itu Aruh Buntang? Aruh Buntang disebut juga mambuntang atau aruh buntang mamali, merupakan salah satu upacara adat Suku Dayak Deah. Aruh Buntang terdiri atas tarian, nyanyian, dan musik yang dilaksanakan selama 3 sampai 14 hari. Tarian-tarian yang menjadi bagian dari upacara adat ini dianggap sakral oleh penduduk setempat. Aruh Buntang adalah upacara kematian yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Deah. Aruh (upacara) ini bertujuan untuk mengantarkan arwah orang yang sudah meninggal menuju kehidupan berikutnya. Upacara ini juga merupakan simbol bakti dan rasa hormat dari mereka yang masih hidup kepada leluhur yang sudah meninggal. Ritual pemanggilan dewa merupakan fase awal dari pelaksanaan, pohon kelapa yang menjadi tempat semayam dikelilingi sesajen yang diberi mantra. Dan setelah itu, barulah pelaksanaan aruh boleh dilakukan.
Apa itu Tari Bagintur? Tari Bagintur atau Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku Dayak Deah. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan Suku Dayak Deah dalam menyambut tamu yang datang berkunjung. Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari. Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Deah. Dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari Bagintur adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja. Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan, sedangkan bambu kecil merupakan peraga untuk mengimbangi gerak tari.
Badadu adalah permainan yang menebak berapa angka keluar pada dadu tersebut setelah proses dikocok (digolak), dalam Badadu ada dua peran yaitu Bandar dan Pemasang (para pemain). Permainan ini dilakukan secara turun-temurun pada saat Aruh (upacara) karena permainan ini adalah berlangsungnya proses jalannya aruh dan merupakan permainan para leluhur (hiburan), sehingga wajib dilakukan dan sudah menjadi kesepakatan mereka. Apabila permainan ini tidak dilakukan pada saat aruh maka akan berakibat yang tidak di inginkan (para leluhur akan marah) seperti marabahaya dan sakit. Masyarakat tersebut tidak takut dengan aturan yang ada pada hukum kalau takut maka kebudayaan yang ada pada mereka mulai lemah dan kepercayaanya mulai kurang. Karena Badadu ini adalah hiburan para leluhur dahlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar